“PADU AREP” FILM DOKUMENTER GENDING RARE DALAM HEGEMONI BUDAYA POP
Main Article Content
Abstract
Hubungan cinta kasih antara orang tua dengan anaknya, termasuk pola didik, bisa diumpamakan sebagai samudra yang hadir dalam khazanah material dan spiritual, mengandung makna yang mendalam. Seperti samudra yang menyediakan kehidupan bagi berbagai makhluk laut, orang tua juga melalui gending rare memberikan pendidikan dan dukungan untuk membantu anak berkembang secara karakter dan emosional. Berdasarkan pengamatan, dalam lima tahun trakhir gending rare mulai kehilangan popularitas di kalangan masyarakat Bali. Pengaruh globalisasi memunculkan anggapan bahwa menyanyikannya merupakan keterbelakangan budaya sehingga orang tua lebih memilih untuk menyanyikan anaknya lagu asing dan popular, begitu pula dengan anak-anak. Upaya melestarikan seni budaya di tengah arus globalisasi dan hegemoni budaya pop diperlukan langkah yang tepat. Penciptaan film dokumenter diterapkan dalam upaya mempopulerkan kembali gending rare pada masyarakat luas. Penggunaan narasi dan kehadiran subjektifitas pembuat mampu membentuk opini penonton. Penciptaan film dokumenter “Padu Arep” menggunakan metode yang diawali dengan riset dan menerapkan tiga tahap baku proses produksi karya film yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi. Kebaruan dalam penciptaan ini menjawab permasalahan untuk melestarikan gending rare dan mempopulerkannya kembali melalui penciptaan karya film dokumenter berjudul “Padu Arep” yang memiliki arti mencocokan bersama-sama atau bermakna menggali, melihat, mendengar, dan bertutur bersama. Implikasi dari penelitian ini mengajak penonton mempopulerkan kembali gending rare ditengah hegemoni budaya pop melalui pemanfaatan media film dan membangun kesadaran bersama akan pentingnya menjaga warisan yang tidak berwujud ini.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International