MEMAKNAI “CHOPIN LARUNG”
Main Article Content
Abstract
“Chopin Larung” merupakan salah satu mahakarya seniman legendaris Indonesia Guruh Soekarno Putra pada tahun 1975 yang dapat ditemukan dalam album Guruh Gipsy (1977). Komposisi musikal dengan lirik lagu sedih berbahasa Bali halus ini secara objektif sangat indah dinikmati hingga kini. Pada lagu ini Guruh mampu menangkap fenomena pariwisata Bali yang diwakili Kuta dengan pariwisata pantai, yang merupakan bagian dari pariwisata tirta/air (water tourism). Dari persoalan ini, literature review ini bertujuan menganalisis pesan-pesan bermakna yang terkandung dalam bentuk musical estetika lagu ini. Data dianalisis secara kualitatif menggunakan teknik interaktif berupa reduksi data, penyajian data, dan penyimpulan. Keindahan “Chopin Larung” ditemukan dari pencampuran musik tradisional Bali dan musik Barat begitu padu. Dimasukkannya sebagian karya Frederic Chopin “Fantasia Impromptu” tersebut menjelang akhir komposisi menyebabkan lagu terdengar menghentak tetapi tampak nyambung dengan tema duka lagu. Sebagai “lagu nasionalis”, “Chopin Larung” mengkritik besarnya karakter Barat westernisasi dalam pariwisata Bali, dalam hal ini Kuta yang bermodal pariwisata pantai, yang meminggirkan sakralitas budaya lokal. Dihubungkan dengan situasi masa kini, si komposer bahkan mampu meramal bakal terjadinya fenomena overtourism. Tidak mengherankan, dalam komposisi ini, ketika mati, Chopin pun dibayangkan dilarung di selatan, tepatnya di laut.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International