RELEVANSI APLIKASI KONSEP SEGARA DALAM ARSITEKTUR TRADISIONAL BALI PADA FILM DOKUMENTER CALACCITRA UNDAGI MAHOTTAMA: BIOGRAFI I GUSTI MADE GEDE (1843-1940)
Main Article Content
Abstract
Tujuan dari penelitian dan penciptaan ini untuk mengungkap kesinambungan makna antara narasi film ketika kode estetik arsitektur tradisional Bali dipindahkan ke visual-naratif film documenter. Metode yang digunakan adalah Visual Content Analysis yang secara interpretatif-kritis mengkaji kesepadanan kode estetik arsitektur tradisional Bali ke dalam narasi visual film. Film CUM sebagai hasil karya penelitian dan penciptaan seni, struktur film dan struktur naratifnya menggunakan pendekatan ilmiah yang dibagi dalam beberapa sekuens berdasarkan hitungan cani-watu-segara-gunung-rubuh. Konsep segara diaplikasikan sebagai pembahasan aspek biografis tokoh melalui voice over.Kesinambungan yang harmonis tersebut dapat dilihat pada kesesuaian konsep segara dalam arsitektur tradisional baik secara layout dengan aplikasi dapur (paon), filosofi; serta dalam epsitemologi budaya Bali seperti konsep segara tanpa tepi dan konsep Baruna Brata dalam Asta Brata sejalan dengan maksud sineas dalam penempatannya pada film. Sinergitas antara kesesuaian kode estetik arsitektur tradisional dan film merupakan sebuah terobosan dan upaya pelestarian nilai arsitektur tradisional Bali yang semakin tergerus di era modern, sekaligus memberikan nilai tambah pada karakter film yang berbasis budaya visual Bali.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International