RITUAL PEMULIAAN SAMUDRA DI RUANG VIRTUAL SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN LITERASI
Main Article Content
Abstract
Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai-nilai pendidikan dan literasi budaya dalam ritual pemuliaan laut dan samudra yang dikemas dalam ruang virtual dan digital. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis wacana kritis sebagai kajian dalam analisis data. dapat digunakan sebagai media pendiidkan dan literasi budaya. Salah satu akun YouTube dalam akun Nusa Penida Destinations dalam ruang digital dan virtual mengabadikan atau mendokumentasikan prosesi, tahapan, pemaknaan, dan sejarah yang melatarbelakangi ritual nyepi segara ini diadakan. Banyak warganet mencari referensi terkait ritual ini melalui media digital dan ruang virtual. Masyarakat, tidak saja di Bali, melainkan masyarakat dalam teritorial yang lebih luas dapat memahami prosesi pemuliaan laut dan samudra khususnya yang ada di wilayah Nusa Penida. Dalam narasi di media digital yang disampaikan oleh tokoh agama, tokoh adat, maupun masyarakat sekitar dapat memberikan edukasi dan sosialisasi terkait kearifan lokal yang dimiliki oleh Bali dalam pemuliaan air. Generasi muda menjadi mengetahui dan memaknai bahwa adanya kearifan lokal ini patut didokumentasikan dan dapat dijadikan sebagai sumber atau media pembelajaran terkait makna dan filosofi nyepi segara. Keberadaan dan kecanggihan teknologi dan informasi, jika dimanfaatkan dengan bijak dan positif, mampu menjadi alat yang sangat ampuh untuk menjaga eksistensi kearifan lokal, budaya, seni tradisi bahkan ritual keagamaan yang sarat akan nilai-nilai pendidikan, nilai-nilai kehidupan, dan literasi budaya. Berdasarkan data transformasi ritual pemuliaan air, nyepi segara yang dikemas dalam format digital dan virtual ini tampak bahwa format sajian virtual dan digital ini dikemas lebih kreatif, inovatif, tidak monoton sehingga menjadi sumber belajar, media pembelajaran dan sumber motivasi untuk masyarakat Bali, khususnya dalam pelestarian budaya, seni tradisi, dan ritual itu sendiri. Media virtual dan digital yang mendokumentasikan budaya, ritual, adat tardisi secara utuh dan penuh dapat menjadi sumber belajar, media literasi, dan dapat pula membangun ekonomi kreatif bagi masyarakat desa dan memberdayakan desa sebagai sesuatu yang potensial.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International