NGELANGENIN DALAM GENDER WAYANG STUDI KASUS: GENDING BIMANIYU GAYA TENGANAN KARANGASEM
Main Article Content
Abstract
Pelestarian budaya menjadi isu penting di tengah arus globalisasi yang semakin kuat. Banyak bentuk seni tradisional terancam punah karena minimnya apresiasi dari generasi muda. Gamelan gender wayang, sebagai salah satu warisan budaya, perlu mendapat perhatian khusus agar tetap relevan serta memiliki keterkaitan erat dengan pengembangan kecerdasan manusia terutama generasi mendatang. Gending Bimaniyu merupakan salah satu gending Gender Wayang yang kaya makna dan tradisi di daerah Tenganan, Karangasem, Bali. Sebagai bagian dari budaya Bali, gending ini memiliki keunikan mengandung nilai-nilai estetika dan filosofis yang mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap estetika dan makna di balik Gending Bimaniyu gaya Tenganan Karangasem. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan observasi untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang teknik permainan. Melalui pengumpulan data yang sistematis, dihasilkan analisis yang komprehensif mengenai estetika dan makna Gending Bimaniyu Gender Wayang Gaya Tenganan yakni makna religius, kreativitas serta makna pelestarian.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International