GELUNGAN PANJI DALAM KULTUR BALI, SEBUAH KAJIAN HERMENEUTIK ANTROPOLOGIS
Main Article Content
Abstract
Gelungan Panji adalah hiasan kepala tokoh Panji dalam seni pertunjukan dramatari Gambuh. Dibandingkan dengan bagian busana lainnya, gelungan Panji mendapat perlakuan istimewa dari masyarakat pemiliknya. Dihormati sebagai sungsungan, bergelar Ratu Panji atau Batara Panji Landung Shakti, ada juga cerita gelungan Panji niskala. Meski demikian, kajian mendalam mengenai gelungan Panji belum ditemukan. Tujuan penelitian ini, untuk menginterpretasi makna gelungan Panji melalui bahasan: Apa itu gelungan Panji? Mengapa mendapat perlakuan istimewa? Bagaimana bentuk, struktur, dan makna gelungan Panji? Penelitian ini menggunakan metoda interpretasi dalam teori hermeneutika antropologis menurut Clifford Geertz. Terdapat empat langkah operasional dalam metoda ini, yaitu: 1) menentukan objek (teks) dan komunitas etnis (penulis teksnya), 2) melakukan studi etnografi, 3) menuliskan, merefleksikan, memahami struktur makna, 4) pelukisan mendalam, menemukan struktur makna yang khas. Hasil penelitian bahwa keyakinan masyarakat Bali terhadap prinsip hulu teben; satyam-siwam-sundharam; dan taksu mengejawantah dalam perilaku memuliakan gelungan Panji. Desain gelungan Panji tersusun oleh sepuluh elemen utama yang mencerminkan keutamaan Panji. Panji merupakan karakter idaman masyarakat Nusantara dengan keutamaan fisik, mental, maupun spiritual sebagai seorang bangsawan. Bangsawan di era kini hendaknya dimaknai sebagai setiap individu yang mampu memenuhi tantangan zaman, berguna bagi setiap mahluk, memiliki kecerdasan spiritual serta kerendahhatian sebagaimana citra Panji.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International