WAYANG CINEMA LAKON KAPI BALI LINA SEBUAH MODEL PENGEMBANGAN WAYANG KULIT BALI
Main Article Content
Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mengkaji estetika Wayang Cinema berjudul Kapi Bali Lina yang diproduksi oleh SMK 3 Sukawati Gianyar. Wayang Cinema yang memadukan dua elemen estetik dari wayang kulit dan seni perfileman ini, telah ikut meramaikan kesenian wayang di media sosial melalui Channel Youtube. Wayang Cinema yang mengangkat cerita Kapi Bali Lina ini memakai medium wayang kulit dan “aktor” manusia. Permasalahan yang diangkat dalam artikel ini adalah; (1) bagaimana estetika Wayang Cinema lakon Kapi Bali Lina?; (2) apa pesan moral yang terkandung di dalam lakon Kapi Bali Lina?. Permasalahan di atas dikaji menggunakan metode kualitatif. Data yang diperoleh di lapangan dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dan literatur. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif interpretatif, dan didukung dengan teori kreativitas dan estetika postmodern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi pembaruan dalam pertunjukan wayang kulit Bali, menggunakan peran wayang dan manusia, serta dikemas dengan teknik perfileman. Garapan Wayang Cinema dengan lakon Kapi Bali Lina ini memberi pesan moral, yaitu satya wacana dan kesalahpahaman. Terbunuhnya Subali oleh Sang Rama karena petunjuk para dewata, bahwa yang dibunuh oleh Sang Rama adalah sifat orang yang tidak pernah menempati janjinya.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
BALI DWIPANTARA WASKITA (Seminar Nasional Republik Seni Nusantara) © 2021 by Institut Seni Indonesia Denpasar is licensed under Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International