Interaktivitas Warna Sebagai Rangsang Visual Pada Ruang Belajar Siswa Sekolah Dasar Kelas 1 – 3 Di Kota Denpasar
Abstrak
Fenomena belum adanya konsep interaksi ruang belajar siswa Sekolah Dasar kelas 1 – 3, menjadi latar belakang penelitian ini. Dipahami bahwa jenjang kelas 1 – 2 cenderung merupakan masa awal transisi perubahan paradigma berpikir siswa dari taman kanak – kanak menuju tahap belajar pendidikan dasar. Analisis kualitatif dengan metode prosedural dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaktivitas siswa terhadap warna pada ruang belajarnya, sehingga tahapan selanjutnya dapat dirancang ‘konsep interaksi ruang’ belajar yang nyaman dalam keterlibatan warna sebagai rangsang visual pada proses transisi ‘state of mind audience’ serta menumbuhkan motivasi belajar siswa. Tahapan awal penelitian ini dilakukan dengan analisis data observasi terhadap siswa yang diberikan perlakuan berupa perubahan warna ruang kelas melalui video 360º (virtual reality). Hasil penelitian menyatakan bahwa Siswa kelas 1 – 2 memiliki kecenderungan warna yang lebih cerah dan bersifat ‘panas’ sedangkan kelas 3 kecenderungannya warna ‘sejuk’. Hal ini merupakan pengaruh sifat kebermainan yang ditengarai akibat perkembangan tahap kognitif anak berdasarkan jenjang pendidikannya. Artinya anak – anak kelas 1 – 2 masih cenderung memiliki karakteristik jenjang taman kanak – kanak yang proses kebermainannya masih tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa kecenderungan karakteristik siswa SD dimulai kelas 3. Hal ini dibuktikan dengan sebagian anak memiliki kecenderungan warna yang berbeda berdasarkan pilihannya masing – masing. Anak kelas 1 dan 2, cenderung melupakan warna yang disukainya, sehingga pemilihan warna berdasarkan warna yang disukai temannya atau warna yang sekiranya masih diingat. Siswa kelas 1 – 2 terlalu fokus pada interaksinya dengan ‘mainan’ berupa cardbox, sehingga dapat dikatakan VR menjadi noise yang nyaman dalam proses kebermainan.