BYO Living : Penggunaan Teknik Anyaman Nusantara sebagai Inovasi Material Arsitektur dan Desain Interior
Kata Kunci:
BYO Living, Anyaman, Nusantara, Inovasi, MaterialAbstrak
Mulai ditinggalkannya material Nusantara di tengah maraknya kemunculan material baru yang cenderung membuat desain terlihat seragam menimbulkan permasalahan baru dalam dunia arsitektur dan interior, yaitu krisis identitas. Salah satu material di Indonesia adalah kerajinan anyaman yang telah menjadi budaya sehari-hari di Indonesia. Dalam desain arsitektur dan interior, penggunaan anyaman sebagai dinding kerap ditemui di rumah-rumah tradisional, namun anggapan masyarakat akan anyaman yang murah, tidak mewah dan cenderung kuno membuat anyaman tidak diperhitungkan sebagai material yang dapat dipergunakan pada desain arsitektur dan interior masa kini. BYO Living muncul sebagai sebuah inovasi material yang mengaplikasikan teknik anyaman Nusantara yang diterapkan pada material-material modern, terbukti mampu membangkitkan kembali kegemaran akan kerajinan anyaman Indonesia. Ini terlihat pada kemunculan anyaman kolaborasi antara BYO Living dan arsitek Andra Matin pada Venice Architecture Bienalle 2018 di Italia yang membawa instalasi mereka mendapat penghargaan Special Mention Award dalam pengaplikasian identitas nusantara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui data yang diperoleh dari observasi, dokumentasi, data internet dan tinjauan teori yang relevan. Dalam artikel ini dideskripsikan tentang perkembangan anyaman sebagai salah satu budaya yang melekat di Indonesia dan inovasi material BYO Living sebagai solusi kreatif yang tetap menggunakan ketukangan Nusantara yang akan dikaji melalui teori Inovasi. Melalui artikel ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keberadaan BYO Living yang menggunakan teknik anyaman nusantara sebagai salah satu inovasi material yang modern serta tetap mempertahankan identitas Nusantara di era globalisasi.