Tajuk “Tirtha-Rakta-Sastra” menunjuk pemaknaan kekuatan air sebagai daya cipta seni dan susastra. Air dalam konteks denotatif, konotatif, dan simbolik senantiasa hadir menyatu dalam lelaku budaya Nusantara. Air sebagai elemen alam, mengalami kondisi krisis; kelangkaan air bersih, pencemaran, dan kekeringan menjadi isu global, merupakan salah satu bagian dari 17 sasaran pembangunan berkelanjutan. Air dengan seperangkat idiom kultural, etik tradisi, dan imajinasi persona-komunal diwariskan dari generasi ke generasi. Air bahkan, secara simbolik terbangun menjadi entitas relegi dengan berbagai manifestasi ritualnya. Berbagai ritus air di Bali, seperti: Malukat, Banyu Pinaruh, Siat Yeh, dan Magpag Toya menjadi orientasi pemuliaan hidup manusia dalam harmoni diri dengan alam semesta. Orientasi pemuliaan ini menjadi muasal rekacipta mahalango; keserbanekaan mahakarya.
Published: 2022-07-29